PEMBAHASAN
A. Definisi ADHD dan Keterkaitannya
dengan Inatentif, Impulsif dan Hiperaktif
Jika
kita perhatikan suasana dalam kelas akan terlihat seorang guru yang sedang
menyampaikan mata pelajaran dengan semangatnya. Bahkan hampir semua siswa duduk
tenang penuh perhatian. Namun, ada seorang anak yang pandangannya menerawang
jauh ke jendela kelas. Ada yang menulis dengan serius.
Ada pula yang saling berbisik, dan yang terakhir ada yang berdiri dan menyela guru untuk diperkenankan untuk diizinkan pergi ke kamar mandi. Barangkali hal tersebut disebabkan oleh ADHD (Attention DefisitHyperactivity Disorder), sehingga mereka tidak dapat duduk denngan tenang dan kurang mampu untuk berkonsentrasi pada informasi yang telah sisampaikan oleh guru.
Ada pula yang saling berbisik, dan yang terakhir ada yang berdiri dan menyela guru untuk diperkenankan untuk diizinkan pergi ke kamar mandi. Barangkali hal tersebut disebabkan oleh ADHD (Attention DefisitHyperactivity Disorder), sehingga mereka tidak dapat duduk denngan tenang dan kurang mampu untuk berkonsentrasi pada informasi yang telah sisampaikan oleh guru.
1.
Definisi
ADHD
Secara umum ADHD mempunyai tiga bentuk
yang bisa dihubungkan dengan;
· Inatentif
(tidak memperhatikan) atau distraktif (mudah terusik).
· Impulsif
(semaunya sendiri).
· Hiperaktif
Seorang
individu bisa mengalami gangguan-gangguan seperti diatas dengan terpisah-pisah.
Misal hanya inatentif, atau hiperaktif saja. Bahkan mereka juga mampu mengalami
gangguan-gangguan tersebut secara bersamaan. ADHD dapat mempengaruhi proses
belajar membaca dan menulis seorang anak. Untuk mengetahui lebih lanjut mari
kita lihat lebih detail keterkaitan perilaku-perilaku diatas.
2.
Inatentif
atau Distraktif
Semua
orang pernah melamun bahkan kehilangan konsentrasi karena kita telah menmukan
suatu hal yang lebih menarik. Selanjutnya kita harus dapat memilah hal-hal
harus segera kita kerjakan. Dengan kata lain kita harus mampu mengontol
ketertarikan tehadap suatu hal. Namun, bagi anak yang mengidap ADHD,
mengehentikan lamunan, berkonsentrasi penuh dengan tugas-tugas rutinitas adalah
hal yang tidak mungkin mereka lakukan. Gejala lainnya adalah ketidakmampuan
seorang anak untuk menyring gangguan-gangguan kecil yang datang kepadanya.
Mereka sangat mudah sekali terusik oleh suara teman yang tukar bangku dengan
teman lainnya, dinding tembok yang penuh coretan, atau suara anak-anak yang
sedang membolak-balik halaman bukunya. Anak yang mengalami ADHD bisa beralih
dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya. Anak-anak yang mengalami inatentif
akan mengalami kesulitan jika diarahkan dan mengikutinya dengan benar. Ada
beberapa kondisi anak ADHD seolah-olah mampu berkonsentrasi namun sebenarnya
tidak. Misal seorang anak terlihat sedang bermain game namun sebenarnya mereka
terganggu dengan keadaan dimana gambar pada layar komputer berganti dengan
cepat.
3.
Impulsif
Sering
kali seorang orang tua mengingatkan anaknya untuk menyeberang jalan dengan
melihat kiri kanan. Namun ketika anak mengalami gangguan ADHD mereka akan
kesulitan untuk mengikuti saran tersebut. Anak-anak yang mengalami ADHD akan
sangat serba terburu-buru. Apabila anak seperti itu mempunyai keinginan maka
mereka harus mendapatkannya kala itu juga. Impulsif bukanlah sekedar bagaimana
mendapatkan sesuatu. Tapi begitu pula dengan anak yang akan menjawab pertanyaan
guru tanpa berfikir dan tanpa mengacungkan tangan, menghentikan percakapan
semaunya. Impulsif terkadang akan menjelma menjadi suatu keadaan agresif yang
dapat mengganggu anak-anak lainnya. Bahkan anak ini akan kesulitan mendapatkan
teman atau diterima oleh lingkungan.
4.
Hiperaktif
Anak
hiperaktif terkadang akan menunjukkan tanda-tanda kegelisahan yang sangat akut.
Bagi seorang guru anak seperti sangatlah mengganggu karena ada kalanya suatu
pelajaran membutuhkan suatu ketenangan. Apabila seoang anak mengalami ADHD
berada dalam suatu tempat ibadah atau perpustakaan jelas saja sikap anak ini
sangat mengganggu.
B. Rumor Tentang Makanan dan Kerusakan
Otak yang Menjadi Penyebab Utama Gangguan ADHD
Sebagian
besar riset tersebut memfokuskan observasi mereka pada depan otak dan peran
syaraf pentransmisi, yaitu senyawa kimiawi yang menyampaikan pesan dari satu
bagian otak ke bagian lainnya. Antara bagian satu kebagian lainnya dihubungkan
ke kontrol motor. Kontrol motor itulah yang berfungsi untuk mengukur
konsekuensi-konsekuensi atas suatu tindakan sebelum dilakukan.
Sejumlah
dokter meyakini bahwa gula adalah salah satu penyebab hiperaktif seorang anak.
Sebenarnya itu adalah salah. Karena dalam percobaan-percobaan yang telah
dilakukan dengan kontrol-acak sudah membuktikan bahwa makanan bukanlah penyebab
ADHD. Sudah bertahun-tahun masyarakat berkeyakinan bahwa kandungan gula
dipercaya sebagai penyebab terjadinya hiperaktif. Gula memberikan energi dalam
jumlah lebih banyak. Bila gula di konsumsi dikit saja akan membantu manusia
untuk tetap aktif. Saat itulah orang berasumsi bahwa ketika seseorang makan
gula lebih banyak akan bertindak overaktif
. Selain banyak pemerhati tren
berkomentar. Menurut mereka makanan adiktiflah pihak yang harus dipersalahkan
atas terjadinya ADHD dan mereka merekomendasikan untuk para konsumen tidak
menggunakan bahan makanan adiktif.
C. Pengobatan Pada Anak ADHD
Apabila
seorang anak didiagnosa positif ADHD ada beberapa terapi dan dapat pula
menggunakan obat stimulan. Penelitian mengenai obat stimulan pertama kali
diteliti oleh DR Charles Bradley seorang dokter dari Amerika yang menggunakan
Benzedrine, salah satu obat stimulan untuk sistem syaraf pusat. Ia menemukan bahwa stimulan bisa mengurangi
kebiasaan dimana seseorang yang mudah terusik pada anak hiperaktif. Penelitian
telah menemukan fakta bahwa 80% anak ADHD mengalami kemajuan dimana perlakuan
hiperaktifnya berkurang. Obat-obat stimulan seperti ritalin, dexedrin, dan
pemoline dapat memperkuat konsentrasi seorang anak. Obat stimulan dapat
membantu anak-anak mengerjakan tygas lebih baik lagi. Namun jika seorang anak
memiliki kelainan belajar selain ADHD semisal disleksia (gangguan belajar membaca) obat stimulan seperti diatas
saja pun tidak cukup.
Efek Samping Pemberian Obat
Stimulan
Efek
samping dari pemberian obat stimulan banyak sekali ditemukan misal,perubahan
kepribadian, nafsu makan menurun, tidur tidak nyenyak, sakit kepala dan sakit
perut. Efek-efek tersebut akan hilang jika pengobtan telah dilakukan sekitar
beberapa minggu. Jadi tidak perlu khawatir dan cemas untuk para orang tua.
· Perubahan
Kepribadian
Seorang anak yang awalnya hiperaktif dan
setelah memberikan obat stimulan seorang akan menjadi lebih pendiam dan
berkonsentrasi. Perubahan-perubahan tersebut akan dengan jangka waktu yang
relatif lebih cepat namun diharapkan kepada orang tua tidak usah khawatir atau
malah menghentikan pengobatan. Itu yang biasanya terjadi. Apabila anak anda
menjadi lebih kalem dan sebagai seorang orangtua yang sulit menerima perubahannya,
maka bersabarlah sedikit karena anak tersebut menyesuaiakan diri dengan
kondisi.
· Nafsu
Makan Menurun
Pemberian obat stimulan ini tidak akan
berpengaruh tinggi dan berat badan anak. Sebuah penelitian mengenai pengaruh
jangka panjang pengobatan ADHD yang dilakukan Mortimer Gross dari Universitas
Illinois menunjukan bahwa tidak ada perbedaan pertumbuhan pada anak yang
mendapatkan obat stimulan dengan anak yang tidak mendapatkannya.
· Susah
tidur
Anak-anak yang menjalani pengobatan ADHD
kebanyakan mengalami gangguan berupa susah tidur ketika sudah menjelang larut.
Pengaruh seperti ini sejalan dengan waktu yang akan menghilang dengan
sendirinya, Jika memutuskan untuk menghentikan seharusnya kita sebagai orang
tua harus memikirkannya baik-baik karena efek tersebut hanyalah bersifat
sementara.
· Sakit
perut dan sakit kepala
Efek ini terjadi sementara karena tubuh si anak baru
menyesuaikan dengan obat stimulan yang diberikan. Seorang anak yang tiba-tiba
sakit kepala setelah diberi obat dapat dibilang pemberian dosis yang terlalu
tinggi terhaadap anak. Dan apabila masih sakit kepala dan sakit perut cobalah
untuk mengkonsultasikannya dengan dokter anak anda.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
ADHD
adalah suatu gangguan belajar anak dimana anak tersebut akan berlaku lebih
aktif dan kurang mampu berkonsentrasi. Banyak dokter bersumsi bahwa ADHD
disebabkan oleh kadar gula yang tinggi. Namun, setelah diteliti lebih lanjut
opini yang telah diyakini oleh banyak kalangan ini kurang benar. Jika masa
mendatang kita menemui seorang anak mengalami gejala-gejala seperti yang telah
dipaparkan diatas kita mampu mengurangi aktifitas anak yang berlebihan atau
hiperaktif dengan menggunakan obat stimulan. Tapi sebagai orang tua kita
terlalu khawatir tentang efek-efek yang akan ditimbulkan oleh obat tersebut.
Karena efek-efek tersebut hanya relatif dalam jangka waktu yang pendek dapat
dikatakan hanya beberapa minggu.
B. KRITIK dan SARAN
Penulis
menyadari akan kekurangan makalah ini, maka penulis mengharap dengan sangat
kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan dan pengembangan makalah ini untuk
kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Fanu,Ie
James.2010.Atasi dan Deteksi Ragaam
Masalah Kejiwaan Anak Sejak Dini.Jogjakarta:Think
Jogjakarta