Menjadi orang tua berarti Anda menjadi contoh bagi anak. Oleh karena itu
tuntutan untuk menjadi figur yang baik bagi anak tidak hanya
ditunjukkan melalui sikap tetapi juga melalui perkataan Anda.
Anak
dalam masa pertumbuhannya akan cepat menyerap dan memasukkan setiap
kata yang dikeluarkan orang tuanya. Sehingga, perhatikanlah beberapa
kalimat yang akan Anda sampaikan seperti yang dikutip pada Times of
India, meliputi:
1. "Kalau kamu... maka ibu/ayah akan memberimu... "
Biasanya
dalam keadaan mendesak Anda akan mengatakan "Kalau kamu berperilaku
baik, ibu/ayah akan memberikan..." beragam pilihan tentu akan disebutkan
seperi waktu bermain ekstra, permen, coklat, atau mainan baru.
Memberikan imbalan seperti ini adalah metode tertua dalam mengasuh anak,
tetapi Psikiater dr Pervin Dadachanji ini dapat menjadi hal yang
serius.
"Memberikan penawaran secara teratur pada anak akan
membuat perilakunya tergantung pada stimulus eksternal. Jika anak
mendapatkan imbalan dia akan bersikap baik," kata dr Pervin. Ini akan
menyebabkan anak-anak tumbuh dengan otoritas dari orang dewasa.
Anak-anak seperti ini akan menjadi anak yang melanggar lalu-lintas
ketika tidak ada polisi.
Sebaliknya, jika Anda menawarkan
permintaan sebaiknya Anda juga menawarkan rasa terimakasih yang tulus.
Ucapkan terimakasih pada anak ketika anak membantu membawakan tas
belanjaan.
Ini akan menjadi motivasi bagi mereka dan juga ini
akan memberitahu mereka perilaku apa yang Anda harapkan dari mereka.
"Katakan pada anak mengapa penting bagi mereka untuk tenang. Dan
pastikan untuk mempertimbangan harapan Anda. Meminta anak 3 tahun untuk
diam selama 1 jam tentu saja akan gagal," ungkapnya.
2. "Berhentilah menangis sekarang atau ...!"
Tanpa
disadari kalimat ini merupakan kalimat yang mengancam anak dan
membuatnya membayangkan hal-hal yang buruk. Kalimat ini mungkin akan
membuatnya diam tetapi secara tidak langsung Anda mengajarkan anak bahwa
menunjukkan kekuasaan adalah cara terbaik untuk mendapatkan apa yang
Anda inginkan.
dr Pervin pun menambahkan jika ancaman ini tidak
ditindaklanjuti, anak akan belajar bahwa Anda hanya sekedar membual dan
bisa jadi anak akan berhenti mendengarkan Anda sama sekali.
Hal
yang tepat untuk dilakukan adalah jelaskan mengapa dan apa yang anak
lakukan adalah hal yang tidak benar. "Misalkan, anak membuat kegaduhan,
beritahukan pada anak bahwa hal itu mengganggu ketika Anda sedang
berbicara di telepon," sarannya.
3. "Ibu/ayah berjanji..."
Terkadang
sebagai orang tua sangat mudah untuk mengucapkan janji dan melupakannya
karena dianggap remeh. Ada satu hal yang harus diingat oleh orang
dewasa yaitu ketika orang dewasa melanggar janjinya, anak-anak tidak.
Gopika
Kapur, penulis Spiritual Parenting, mengatakan bahwa jika orangtua
terus membuat janji hanya untuk mengingkarinya, anak akan berhenti
berharap apapun dari Anda. "Itu karena mereka ingin melindungi diri dari
kekecewaan," katanya.
Sebaliknya, beritahu mereka bahwa Anda
akan mencoba yang terbaik. Gopika menambahkan agar orangtua mencoba
jujur jika tidak dapat menepati janji. "Itu bukanlah hal yang sulit
dijelaskan. Katakan pada anak bahwa Anda memiliki pekerjaan yang penting
dan ucapkan maaf serta buatlah janji yang baru," katanya. Hal ini akan
mengajarkan pada anak untuk maju dan mengambil tanggung jawab atas
sebuah kegagalan.
Nah, selain ketiga hal diatas mulailah untuk
memberikan pujian kecil yang berarti. Pujian-pujian seperti "Ya, kamu
berhasil memakai sepatu sendiri," atau "Hore, kamu berhasil
melakukannya!".
Dengan pernyataan yang berfokus pada usaha anak
dan bukan hasil, ini akan mengajarkan anak untuk menjadi lebih teliti
ketika mencoba tugas tertentu yang menantang.